
Akulturasi
, JAKARTA — Setidaknya ada 4 tindakan korporasi melalui
akuisisi
dan merger yang mencuri perhatian pasar pada awal 2025. Mulai dari aksi
TOWR
yang melakukan pengambilalihan DATA, peristiwa merger antara XL Axiata dengan FREN, serta pembelian saham ANJT oleh First Resources, termasuk juga berita terbaru tentang aktivitas tersebut.
TPIA
mengambil Shell Energy and Chemicals Park (SECP).
Aksi korporasi sejumlah emiten itu seakan mengirim sinyal optimisme dengan bertumpu pada ekspansi. Dalam catatan
Akulturasi
, terdapat sejumlah emiten yang punya rencana akuisisi-ataupun divestasi-guna mengejar pertumbuhan anorganik.
Namun, perkembangan terbaru kebijakan Presiden AS Donald Trump mungkin saja mengubah rencana perusahaan untuk lebih konservatif. Berikut ulasan aksi korporasi lewat akuisisi dan merger pada kuartal I/2025.
Mengawali 2025, PT
Sarana Menara Nusantara
Tbk. (TOWR) menyatakan telah memperoleh 40% saham dari perusahaan yang menawarkan layanan internet PT
Remala Abadi
Tbk. (DATA). Langkah akuisisi tersebut bertujuan untuk mengembangkan lebih lanjut jejaring bisnis TOWR di bidang infrastruktur telekomunikasi.
Emiten Menara Grup Djarum telah melakukan akusisi atas DATA dengan membeli perusahaan PT IForte Solusi Infotek yang meraih kepemilikan saham dari Komisaris Utama DATA Verah Wahyudi Singgih Wong senilai 36,8%, serta mendapatkan hak atas saham pemegang pendiri Jimmi Anka sebesar 3,2%.
Porsi kepemilikan saham tersebut menggambarkan sekitar 40% dari jumlah seluruh modal yang sudah disetorkan ke dalam DATA. Sementara itu, Perjanjian Pengikatan Jual Beli di antara para penjual dan investor berlangsung pada tanggal 23 Desember 2024.
Akuisisi ini akan mengubah susunan para pemilik saham, serta investor akan secara resmi menjadi pemegang kendali utama DATA ketika transaksinya diselesaikan. Relma Abadi adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 2004 dan beroperasi dalam industri Penyedia Layanan Internet (ISP).
Berikut ini adalah informasinya, di beberapa kuarter terakhir, TOWR telah aktif membangun ekspansi usaha dengan fokus pada teknologi serat optik guna mendukung performanya secara jangka panjang. Meskipun pendapatan dari sektor serat optik saat ini belum setinggi bidang menara, namun pelayanan tersebut diyakini punya prospek tumbuh cukup signifikan.
Akuisisi lain yang menarik perhatian masyarakat adalah ketika First Resources Limited mengakuisisi PT
Austindo Nusantara
PT Jaya Tbk. (ANJT), perusahaan yang dikendalikan oleh First Resources Limited milik Taipan.
Ciliandra Fangiono
Melalui PT Ciliandra Perkasa, 91,17% saham ANJT berhasil diakuisi.
Untuk mengambil ANJT, Ciliandra Perkasa menggelontorkan dana sekitar Rp5,4 triliun atau US$329,7 juta. Saham ANJT yang dicaplok itu merupakan gabungan dari PT Austindo Kencana Jaya, PT Memimpin Dengan Nurani, Sjakon George Tahija, dan George Santosa Tahija.
First Resources menjelaskan alasan akuisisi ANJT ialah sebagai strategi jangka panjang untuk menjadi pemain perkebunan terintegrasi dengan kemampuan pemrosesan yang memberikan nilai tambah pada hasil produksi hulu, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan serta profitabilitas.
Hal yang menarik pula adalah proses merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), yang telah melalui serangkaian proses panjang. Pada bulan Maret tahun 2025 silam, Rancangan Undang-Undang Tentang Perusahaan Terbuka (RUPTS) memberikan persetujuannya untuk menggabungkan keduanya menjadi satu badan usaha bernama XLSmart.
Antony Susilo, Direktur sekaligus Chief Financial Officer dari XLSmart, menyebut bahwa prioritas utama manajemen perusahaan saat ini ada pada proses penggabungan. Penggabungannya meliputi aspek-aspek seperti operasional, sistem, dan juga tim kerja mereka.
Antony menyatakan dalam jumpa pers terkait penggabungan Merger XLSmart, Rabu (25/3/2025), bahwa timnya saat ini sedang merumuskan strategi untuk mencapai integrasi yang efektif dan mulus. Di samping itu, mereka juga mengutamakan pembentukan rencana bisnis.
Dia menambahkan bahwa setelah rencana bisnis atau business plan untuk XLSmart selesai, tim mereka baru akan memberikan pedoman performa untuk perusahaan yang telah melakukan penggabungan tersebut.
Antony juga menyebut bahwa XLSmart memiliki nilai sinergi pra pajak antara US$300 hingga US$400 juta setiap tahunnya, serta memproyeksikan pendapatan proforma senilai Rp45,8 triliun.
EBITDA milik XLSmart diproyeksikan bisa mencapai angka Rp22,5 triliun, di mana jumlah keseluruhan pengguna mereka adalah 94,5 juta pelanggan, serta pangsa pasarnya secara bersamaan sekitar 25%.
“Sinergi itu hanya bisa direalisasikan setelah kita mendapatkan integrasi yang kuat. Oleh karena itu, hal utama sekarang adalah memastikan integritasnya terlebih dulu,” jelas Antony.
Teranyar, PT
Chandra Asri
Pacific Tbk. (TPIA) telah menyatakan akuisisinya terhadap saham Shell Singapore Pte. Ltd. (SSPL) di Shell Energy and Chemicals Park (SECP), yang saat ini bernama Aster Energy and Chemicals Park, di Singapura.
Akuisisi tersebut dilaksanakan oleh CAPGC Pte. Ltd.—yang merupakan perusahaan joint venture antara Chandra Asri Capital Pte. Ltd., bagian dari Grup Chandra Asri—dan Glencore Asian Holdings Pte. Ltd., yang menjadi anak perusahaan Glencore. Diketahui bahwa Chandra Asri telah menyetor sebesar US$202,99 juta atau senilai dengan Rp3,39 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp16.712 per dolar AS) guna mendapatkan kontrol atas SECP.
Setelah penyelesaian pengambilalihan seluruh 100% saham dari perusahaan kilang minyak mentah dan pabrik petrokimia yang berlokasi di Singapura, TPIA sekarang telah memperoleh fasilitas naptha cracker tambahan setelah berhasil menjalankan instalasi pertama mereka di Cilegon, Banten. Dengan demikian, grup bisnis besar milik Prajogo Pangestu ini bertindak sebagai salah satu pelaku utama dalam penyediaan etilen di wilayah ASEAN.
Dengan produksi mendekati 2 juta metrik ton, Chandra Asri akan menjadi pemimpin dalam penyediaan etilen di kawasan ASEAN setelah PTT Global Chemical Thailand dan Siam Cement Group dari Thailand dan Vietnam. Lokasi baru ini akan memberi kontribusi besar pada penambahan produksi bitumen sebesar 1.430 KT, gasoil meningkat 2.969 KT, bensin bertambah 1.639 KT, solar naik 1.727 KT, serta komponen lain mencapai 735 KT.
Erwin Ciputra, Presiden Direktur sekaligus CEO dari Grup Chandra Asri, menyebut bahwa pengambilalihan itu merupakan tonggak penting bagi perusahaan dalam meningkatkan keandalan sumber daya energi di Indonesia serta mendorong perkembangan industri bahan kimia lokal.
Dengan mengembangkan kehadiran strategis lewat Aster, perusahaan menjamin kelancaran penyediaan sumber daya penting untuk negeri ini dan ikut mendorong stabilnya perekonomian jangka panjang serta meningkatkan posisi kompetitif Indonesia di kancah internasional.
“Sebagai partner perkembangan, kami bertujuan untuk menjalin kerja sama yang solid dengan para rekan bisnis kami guna merangsang inovasi, pencapaian efisiensi optimal, serta tumbuh secara sustainabel di masa depan,” ujar Erwin saat membuka info tersebut pada hari Jumat (5/4/2025), sebagaimana dilansir.
——————————–
Disclaimer
Berita ini bukan tujuannya untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Seluruh keputusan investasi terserah pada pembaca. Aku tidak bertanggung jawab atas setiap kerugian ataupun untung yang timbul akibat keputusan investasi para pembaca.