
Akulturasi
Ini adalah sosok sang ibu kos yang membuat Dedi Mulyadi sangat menghargai.
Dia menyatakan bahwa suaminya meninggalkannya setelah dia menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Saat ini kamar kost yang dimilikinya terkena api.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan sangat terkesima dengan tindakan seorang pemilik kos yang berada di balik Gedung Pakuan, Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Wanita pengelola kos tersebut bercerita tentang sebagian cerita cintanya ketika kedatangan Dedi Mulyadi.
KDM secara sengaja mengunjungi untuk melihat keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal resminya yang terletak di Gedung Pakuan.
Saat dia menyaksikan keadaan trotoar yang kotor, ia segera memberi instruksi kepada stafnya.
Tidak hanya bagian depan, Dedi juga memeriksa kebersihan serta kerapian di area sekelilingnya secara langsung.
Dia segera menyoroti RW, kepala lingkungan, serta camat yang berdinas di wilayah tersebut.
Bukan hanya bertugas sebagai pemimpin, KDM pun menyediakan dana sebesar Rp 1,5 juta untuk para wanita tersebut.
“Dia membelikan sapu, dengan harga Rp 500 ribu digunakan untuk ngaliweut (makan bersama). Agar semua orang membersihkan area tersebut,” ujar Dedi Mulyadi.
Setelah memperhatikan soal kebersihan, Dedi meninjau korban kebakaran.
Ia juga memberikan pada seorang ibu pemilik rumah.
Ketika akan pergi, dia diberi tahu tentang adanya korban kebakaran lainnya.
Dia adalah seorang ibu kos.
Kamar-kamar yang biasa sewakan rusak akibat kebakaran.
“Saya khawatir kalau ibu gak ada suami mah,” canda KDM.
Ibu kos itu memang terlihat unik dengan rias wajah yang mencolok.
“Sudah ke mana suaminya?” tanya Dedi.
“Sulawesi?” balas ibu kos.
Sepertinya dia dan istrinya telah berpisah.
Ibu itu tinggal di sebuah rumah yang kamarnya disewa-sewakan.
Per hari ia membandrol uang sewa Rp 100 ribu.
Umumnya pelanggan penyewaan adalah famili dari pasien di rumah sakit.
“Ya tergantung. Kalau ada Alhamdulillah, kalau gak ada yang sabar,” katanya.
Dia tidak terlalu memikirkan hal itu jika tidak mendapatkan pendapatan.
“Seminggu teh Rp 200 ribu, tergantung. Ada syukur, ya gak ada sabar aja,” katanya.
“Luar biasa cara berfikirnya,” ujar KDM.
Rupanya ibu kos ini sudah memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan.
Kini sang putri sudah memiliki tiga orang anak.
Sedangkan putranya, tak pernah bertemu karena tinggal dengan mantan suaminya.
Dia bercerita ditinggal setelah menemani suaminya merintis karir sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
“Pas suaminya lulus dari kuliahnya di Unisba, langsung mendapatkan pekerjaan di tempat itu dan kami pun mengantarnya agar menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun setelah berhasil menjadi PNS, dia malah tidak peduli lagi,” ujarnya.
Istriya bernama Hasanudin, ia berasal dari Sulawesi.
Laki-laki itu adalah produk dari pertunangan kedua orangtuanya.
“Kisahnya bagus banget,” katanya.
Saat tinggal seorang diri, si penghuni kost justru mengalami nasib sial.
Kamar yang ia gunakan sebagai sumber penghasilan malah terbakar.
Walhasil ia pun terpaksa menguras tabungannya untuk memperbaiki.
“Uang habis ngumpulin habis buat perbaikan bekas kebaran. Nanti kan ada tamu lagi, kita kumpulin lagi. Terutama makan, lebihya dikumpul,” kata ibu kos.
Setelah mendengarkan ceritanya dan mengamati tingkah laku ibu kos, Dedi Mulyadi merasa sangat terpesona.
“Memang luar biasa ibunya, meskipun dilihat dari penampilan ibu saja mungkin orang tidak akan tahu, tetapi sebenarnya ibu memiliki keunggulan di atas yang lain,” ujar Dedi Mulyadi.
Artikel ini sudah dipublikasikan di
TribunnewsBogor.com
(*/Akulturasi)
Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Perhatikan pula data dan detail tambahan yang ada di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan