Hakim Agung Jokowi Sebut Permintaan Tampilkan Ijazah Asli Sarat Politik



Akulturasi


,


Jakarta


– Kuasa hukuman dari mantan Presiden Joko Widodo adalah tim yang sedang ditunjukkan tersebut
Jokowi
Menjelaskan bahwa sejak dua tahun yang lalu sudah setuju untuk tidak memperlihatkan ijazah aslinya Jokowi di depan umum, meskipun mereka menyatakan telah melihat dokumen itu dengan mata kepala sendiri. Pendekatan ini diklaim sebagai langkah pencegahan atas potensi penyaluran masalah tersebut demi tujuan politis.

Pemanggilan (untuk menunjukkan ijazah) tidak bertujuan untuk membuktikan keabsahan, tetapi justru menciptakan dilema,” ungkap anggota tim hukum Jokowi, Rivai Kusumanegara, saat memberi keterangan pers di Senayan Avenue, Jakarta Selatan pada hari Senin, tanggal 14 April 2025. Dia juga menyebutkan bahwa bahkan cetak ulang dari dokumen tersebut yang telah dipublikasikan oleh media pun telah menjadi sumber spekulasi baru terkait dengan jenis huruf serta gambar, malah mendorong perdebatan semakin panjang.

Tim hukum menyatakan mereka akan menghadirkan ijazah Jokowi apabila diperintahkan oleh institusi penegak hukum atau pihak berwenang di pengadilan. “Kami siap untuk mempersembahkan bukti tersebut kepada petugas hukum bila kami mendapatkan permintaan formal,” jelas Rivai.

Sebelumnya, media sosial kembali heboh karena masalah tersebut.
ijazah palsu Jokowi
Dengan kemunculan analisis dari mantan dosen Universitas Mataram Rismon Hasiholan Sianipar, ia meragukan keautentikannya ijazah serta tesis Jokowi yang menyatakan dirinya adalah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).

Rismon mengemukakan pendapatnya tentang lembar pengesahan serta halaman depan tesis Jokowi, yang katanya menggunakan font Times New Roman—font ini diyakininya belum tersedia pada masa antara akhir 1980an hingga awal 1990an. Disebutkan pula bahwa Jokowi tamat dari Jurusan Kehutan Ilmu Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1985. Pendapat tersebut kemudian memicu kontroversi lagi.

Merespon perdebatan itu, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta mengkritisi beredarnya informasi keliru yang disebar oleh Rismon. Terlebih lagi, orang lama ini adalah alumni Program Studi Teknik Elektro di Fakultas Teknik UGM.

“Kami sungguh-sungguh kecewa terhadap berita palsu yang disebar oleh salah satu dosen yang mestinya dapat memberi penerangan dan pendidikan kepada publik melalui data yang berguna,” ungkap Sigit, pada hari Jumat, 21 Maret 2025.

Sigit mengatakan bahwa sebagai seorang dosen, Rismon mestinya merangkum informasi berdasarkan fakta serta menggunakan metode penelitian yang tepat. Menurut pandangan Sigit, Rismon tidak cukup hanya memaparkan ijazah dan tesis Jokowi untuk analisis; ia juga harus melibatkan pembandingan dengan dokumen-dokumen serupa seperti ijazah dan skripsi lain yang berasal dari Fakultas Kehutanan dan dipublikasikan pada periode waktu yang bersamaan.

M. Syaifullah memiliki peran dalam penyusunan tulisan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu Juga Mungkin Suka